natal


Laporan Khusus

Ini Alasan Brunei Larang Perayaan Natal di Ruang Publik

BRUNEI SULTAN CELEBRATES 60TH BIRTHDAY...epa00772670 Brunei's Sultan Hassanal Bolkiah salutes the honour guard during his 60th birthday celebrations in Bandar Seri Begawan, Brunei on Saturday 15 July 2006. The sleepy, oil-rich nation of Brunei was abuzz with excitement on Saturday as the popular sultan marked his 60th-birthday with glitzy festivities and ceremonies. Thousands of locals in this tiny nation of 350,000 people joined in the celebrations as Sultan Hassanal Bolkiah, one of the world's
 richest men, turned 60 in style.  EPA/AHMAD YUSNI  EPA/AHMAD YUSNI
BRUNEI Darussalam secara resmi melarang perayaan Natal umat Kristen di Negara itu dalam wilayah public. Pemerintah Brunei memperbolehkan umat Kristen merayakan Natal, namun hanya terbatas di komunita sendiri, dan mereka harus terlebih dahulu memberitahukan otoritas.


BRUNEI SULTAN CELEBRATES 60TH BIRTHDAY...epa00772670 Brunei's Sultan Hassanal Bolkiah salutes the honour guard during his 60th birthday celebrations in Bandar Seri Begawan, Brunei on Saturday 15 July 2006. The sleepy, oil-rich nation of Brunei was abuzz with excitement on Saturday as the popular sultan marked his 60th-birthday with glitzy festivities and ceremonies. Thousands of locals in this tiny nation of 350,000 people joined in the celebrations as Sultan Hassanal Bolkiah, one of the world's  richest men, turned 60 in style.  EPA/AHMAD YUSNI  EPA/AHMAD YUSNI
Sultan Hasanal Bolkiah, Brunei
BRUNEI Darussalam secara resmi melarang perayaan Natal umat Kristen di Negara itu dalam wilayah public. Pemerintah Brunei memperbolehkan umat Kristen merayakan Natal, namun hanya terbatas di komunita sendiri, dan mereka harus terlebih dahulu memberitahukan otoritas.
“Langkah-langkah penegakan ini dimaksudkan untuk mengontrol tindakan merayakan Natal secara berlebihan dan terbuka, yang bisa merusak aqidah (keyakinan) dari komunitas Muslim,” demikian dilansir oleh Kementrian Agama Brunei seperti dikutip dari Telegraph.
Menurut kementrian agama Brunei, peringatan Natal dengan memasang dekorasi yang meriah atau menyanyikan lagu-lagu bisa mengancam iman kaum Muslimin di negara itu.
65 persen dari jumlah populasi 420.000 jiwa di negara kaya minyak tersebut memang Muslim.
Kementerian Agama Brunei lebih lanjut menyatakan bahwa: Dalam rangka memperingatkan umat Islam awal bulan ini, sekelompok ulama memperingatkan bahwa perayaan apapun “yang tidak berhubungan dengan Islam” dapat menyebabkan “‘tasyabbuh’ dan tanpa sadar merusak (iman) kaum Muslim.”
“Selama perayaan Natal, umat Islam mengikuti tindakan yang agama – seperti menggunakan simbol-simbol agama mereka seperti salib, lilin, membuat pohon Natal dan menyanyikan lagu-lagu religius, mengirimkan salam Natal, menggunakan yang tanda-tanda memuji agama, memasang dekorasi atau menciptakan suara dan melakukan apa-apa yang mungkin dianggap menghormati agama mereka, namun bertentangan dalam keyakinan agama Islam,” kata seorang imam kepada Borneo Bulletin.
“Sebagian orang mungkin berpikir bahwa larangan ini adalah bodoh dan tidak boleh dibawa sebagai sebuah masalah. Tapi sebagai Muslim dan sebagai Zikir Nation, kami harus tetap konsisten pergi karena hal itu bisa memengaruhi iman Islam kami.”
Beberapa warga Brunei sebenarnya menolak larangan tersebut, dengan memposting gambar Natal di media sosial mereka menggunakan hashtag #MyTreedom.
Brunei, eks wilayah protektorat Inggris, dijalankan dengan kekuasaa monarki absolut dengan Sultan Hassanal Bolkiah, 67, sebagai pemimpinnya. []

Komentar